QUARTER LIFE DILEMMA--my fifth book!
Ine Puspitasari (sahabat Belinda di Quarter Life Fear) memiliki hidup yang mungkin membuat semua orang iri. Wajah dan penampilan yang jelita. Karier yang sukses. Dapat menggaet cowok-cowok keren—kalau sedang mau dan berminat. Tapi ternyata ia menyadari bahwa dirinya tidak bahagia. Sayangnya, Ine tidak tahu apa yang dapat membuatnya bahagia. Ia hanya merasa ada sesuatu yang kurang—tapi apa? Apakah karena ia merasa kurang puas dengan jabatannya sebagai Creative Director di sebuah ad agency ternama? Atau karena ia iri dengan pernikahan Belinda yang bahagia? Atau karena ia belum menemukan pendamping yang sesuai untuknya?
Ine kerap dihadapkan pada berbagai pilihan yang berujung dilema. Kadang semua pilihan sama bagusnya, tapi ada kalanya Ine bingung memilih. Ketika Ine harus memilih antara karier cemerlangnya atau menunggui Belinda yang akan melahirkan, mana yang akan Ine pilih?
Blurbs:
“Tiga kata untuk mendeskripsikan novel Mbak Donna-Lucu, lucu, lucu! Banyak kata-kata kocak yang dipakai Mbak Donna yang kreatif dan bikin saya sampe ketawa ngakak. Tokoh Ine mengingatkan saya bahwa ternyata menjadi seorang wanita muda apalagi yang sudah bergelimpangan dengan kesuksesan belum tentu bahagia. Tapi itu pula yang menginspirasikan saya untuk lebih menerima kenyataan bahwa tidak semua harapan berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, tapi bisa lebih baik.”
Riza Prasetyaningsih, Anak Band, Bandung
“Membaca QLD serasa menjadi 25 tahun lebih muda, karakter Ine mirip perpaduan antara karakterku (saat aku seumur Ine, tentunya) dan Donna, seolah menelusuri perjalanan masa lalu, meski ceritanya bukan kisahku. QLD menggelitik dan menggemaskan. Kejadian demi kejadian dalam QLD seakan tergambar dengan nyata seolah nonton film komedi situasi. Seru, lucu meski kadang ada kesedihan yang menyelinap di sana. Mengalir, bagai hidup itu sendiri.”
Ratih Rianto, Cinere
“Dengan gaya ngocolnya yang khas Donna, ngebikin aku betah berlama-lama buat sekedar baca novel ini selembar dua lembar dan membayangkan susahnya jadi temennya atau suaminya orang hamil, susahnya nemenin orang ngelahirin dan dilemanya seorang Ine, setiap aku pulang kuliah. Intinya, baca deh, asyik, sueer ini mah, baca, daripada nyesel, ntar bisa-bisa quarter life dilemma because [you’ve] never read “Quarter Life Dilemma” deh!”
Dhika, Mahasiswa Kedokteran, Bandung
“Ceritanya lucu dan ringan, ditambah banyak tips karier, hamil, dan mengatasi ibu hamil. Lumayan buat bekal menghadapi istri sendiri yang lagi hamil. Bingung koq novel isinya komplet gitu? Kalau gitu baca sendiri. Kalau bisa beli, jangan minjem, biar Donna terus nulis. Hehe...”
Surya Wijaya Lukamto, Property Consultant, Lippo Karawaci, Tangerang
"Rasanya begitu alami sekali saat seseorang harus memilih antara sahabat atau kekasih, karena setiap orang selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Bagaimana pun, kita harus berkorban untuk orang-orang yang kita sayangi. Salut buat Ine dan dua jempol buat Donna yang udah bikin saya begitu tertarik dengan karakter Ine."
Ahmad Ronny A.S, karyawan swasta, Jakarta.
“Benar-benar dilema yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari2, diceritakan dengan alur yang indah dan tanpa menggurui. There is no wrong choice, choose one and live with it. Suka banget sama aliran cerita dan permainan emosi yang ‘Donna’ bangedh.”
Dwi Ananto Aryotomo, Analyst Programmer, Jakarta
“Novel ini punya benang merah yang cukup konsisten dengan Quarter Life Fear, namun plotnya lebih terjaga dan hidup. Ditambah akrobatik kosakata yang lincah dan karakterisasi yang lebih kaya. Membaca novel ini seperti nonton film, terutama pada klimaksnya. Yang terang, kisah Ine jadi cermin bagi kita semua bahwa hidup tak pernah sempurna karena manusia tak kenal rasa puas.”
Rini Nurul Badariah, penulis dan software tester (http://rinurbad.multiply.com), Bandung
“Emang sich, hidup itu penuh pilihan. Tapi saya baru nyadar kalo pilihannya banyak banget, sampe terkadang atau sering malah jadi dilema sendiri. Menjadi seorang yg cantik, sukses dan semua nilai plus yang ada di dunia ini enggak langsung membuat seseorang hidup bahagia selamanya. Ntar dulu... Karena cerita ini bisa bikin kita tersentak kaget mengetahui realita dunia (bahkan bagi seseorang yang sudah have it all), ketawa ngakak, tegang, bahkan ikut tersedu. Tutti Frutti sekali buku ini :-).”
Nahria Medina (http://yayajanuary.blogspot.com), blogger, freelance translator and English teacher, Jakarta
”Setiap bab dalam novel ini membuat saya berpikir, betapa sebuah hal sepele dapat menjadi kisah menarik di tangan pencerita yang imajinatif. Pembacanya terhanyutkan dalam pikiran, perasaan, hingga fantasi gila sang tokoh utama. Kalau tidak mengenalnya, orang akan mengira Primadonna Angela memiliki kepribadian sebanyak jumlah novel yang telah dihasilkannya.”
Etna Lesly Ramadhani, junior legal and freelance writer( http://etnahannie.blogspot.com), Jakarta
“Quarter Life Dilemma is more than just a sequel to Quarter Life Fear. Ine, the main character, is funny and engaging and the dialogue is just right; both elements redeem the somewhat quite-predictable plot (a successful, in-control, attractive and good-looking career woman who searches the true meaning of happiness). She is real, witty…anyone will easily relate to her dilemma. This is a book that makes you think about your life and how you choose when the choice is hardest of all: between right and right.”
Erwin Sagata, Lecturer & High School Teacher, Jakarta
“Pertama kali saya mendengar judul buku ini, yang terbayang adalah dilema seseorang saat usia menjelang 1/4 abad. Dan memang benar. Mungkin pertanyaan "what are you looking for in life" mulai terbayang. Yang terkadang, jawabannya muncul baru bertahun kemudian.
Luckily, sosok Ine, tokoh utama dalam buku karangan Donna, akhirnya menemukan jawaban dari pertanyaan itu akibat keberaniannya. Keberanian untuk menghadapi dilemanya, keberanian menghadapi keraguannya, dan, yang paling penting, keberanian untuk memilih.
Hidup adalah pilihan. Pilihan adalah jawaban. Dan ketegaran menjalankan pilihan itu adalah hidup. QLD, sebuah novel ringan yang membawa saya refleksi diri, diselangi oleh gelak tawa akibat canda ringan di tengah cerita yang menyentuh hati. Sebuah novel apik yang mempertanyakan arti kebahagiaan bagi seorang Ine. Ataupun bagi seseorang seperti saya. Sebuah novel penuh dengan arti persahabatan dan arti sebuah keluarga.
The long journey of searching true love is in itself a gift , but finding one, is truly a treasure. What a wonderful novel, Don. :).”
Ana Yuniati Sulem, Buruh Pabrik, Vancouver Island, Kanada
“Lucu, santai, menyentuh, and witty. Quarter Life Dilemma gak hanya menghibur tapi juga ngingetin kita pada values yang mungkin sempat diabaikan, dengan bahasanya Donna yang sangat ngalir dan enak dibaca. Siap-siap tissue, air mata bisa muncul at the most unexpected times.”
Elsa, Diplomat, Wina, Austria
"Quarter Life Dillema (QLD) is my first "Chick" Novel I've ever read after my years with only text books and tons of comics...I'm not a fan of chicklit or metropop, but I'm a fan of this book. QLD is a story of Ine, a young girl who must overcome many obstacles that arise in her life.
Donna has created memorable characters in this book...Ine which is somehow light and easy for me to be completely hooked with. I found myself caught up in her struggle and acts, due to story telling supported by familiar-lively setting. I would highly recommend this book to anyone in search of an engaging story."
Dindin Wahyudin, Student - Traveller, Vienna, Austria
5 comments:
Waaaaaaa
selamat ya mbak donna...
congrats congrats!
te o pe deh !
skali lagi slamat mbak!
both, bwat buku dan keproduktivitasannya. salut!
congratss! whoaah pengen beli QLD,penasaran bacanya..hmmm menerima pembelian dengan diskon 20 persen plus tanda tangan gak mbak?
//berharap dapet diskon plus ttd mbak donna
selamat!!!
salam,
Ryu
Don... Ha..ha..ha.. buku kau itu kupamerin ke temen2 dan murid2ku, soalnya ada komen dan fotoku disitu. Trus (terutama)ama murid2 ku di SMA, kupromosiin abis. Kubilang, "Jangan lupa beli metropop QLD, ya? Ada foto dan blurbs dari Mister, loh!" Ha..ha..ha... Ntar kasi komisinya ya?
dear mb dona...aku dulu beli buku QLC...its me banget..kemaren aku baru menyelesaikan QLD...but sorry to say mb...aku lebih suka dua buku yang terdahulu..QLC ama Belanglicious...dont know why sih...
but, it doesnt mean that this book isnt quite good at all...mungkin karena bukan gue banget...jadi feelnya ga dapet...he he..ga selalu harus pujian kan mb?kritik i hope can support u to produce a better book isnt it?
Ntar for the next book, mau dong jadi pembaca sebelum di edar, biar bisa kasih masukan:)
Post a Comment